Website resmi Yayasan Kanker Payudara Indonesia kini telah berpindah dari .org ke .id.
Silakan bookmark alamat baru kami:
yayasankankerpayudaraindonesia.id
Yayasan Kanker Payudara Indonesia
“ Saya di rumah singgah ini sedang pengobatan kemoterapi di RS Kanker Dharmais, saya sudah dua bulan disini yang tadinya pulang pergi Cikande-Jakarta dan alhamdulillahnya sekarang ada rumah singgah ini, jadi saya sudah dua bulan disini selama kemoterapi. Alhamdulillah sangat dimudahkan sekali dengan adanya rumah singgah YKPI,”
“ Saya tinggal di rumah singgah sejak bulan April 2025 tapi tidak setiap hari, seminggu ada dua kali saya nginep disini. Saya sedang menjalani fisioterapi karena lengan saya terasa sakit pasca operasi. Sebenernya sudah sembuh, tapi ga tau kenapa kambuh lagi jadi tangan agak susah buat digerakkan. Alhamdulillah dengan adanya rumah singgah dari YKPI, kami pasien kanker payudara pada khususnya merasa terbantukan. Yang awalnya kita sebelum disini lumayan agak berat kalo harus menginap ditempat lain. Pokoknya keren YKPI,”
“ Saat ini saya adalah survivor cancer payudara yang mana pada saat saya kena cancer, saya tetap semangat, saya tidak takut dan dukungan dari suami adalah obat yang paling tepat buat saya,”
We may have cancer, but cancer can’t have us. God is more powerful than cancer. Tuhan membuat segala sesuatu yang tidak bisa kita prediksi. Semua rancangan Tuhan terjadi di waktu yang tepat & sesuai kemampuan kita. Bersyukur karena Tuhan selalu mendampingi kita di setiap prosesnya, sehingga kita semakin kuat menghadapi setiap ujian. That is the ‘Goodness of GOD’ Semangat terus untuk pejuang kanker, kita berjuang sama2 ya
“ Pokoknya saya bersyukur banget bisa bergabung di YKPI pimpinan Ibu Linda Agum Gumelar , banyak ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan dari YKPI. Disini saya juga mendapatkan semangat tambahan dari sesama penyintas kanker payudara untuk bisa sembuh. Saya berharap YKPI bisa terus membantu banyak orang, bisa lebih merangkul para penyintas kanker payudara agar mereka tidak merasa sendiri. Pokoknya YKPI semoga bisa bermanfaat untuk banyak orang khususnya para pasien kanker payudara,”
“ Saya seorang penyintas kanker payudara sudah dari 2021. Kegiatan saya sehari-hari adalah saya bekerja di marketing di salah satu perusahaan retail di Indonesia. Diantara kegiatan saya sehari-hari biasanya saya masih bolak balik ke Rumah Sakit Dharmais karena saya masih dalam proses pengobatan juga jadi saya mengkonsumsi Tamofen selama 5 tahun kedepan kemudian saya juga masih ada checkup rutin jika itu dianjurkan oleh dokter onkologi saya. Jadi untuk teman-teman sesama penyintas kanker payudara dari saya, semangat karena didiagnosa kanker bukan berarti hidup kita akan berakhir, kita masih bisa normal menjalani hari-hari kita, kita masih bisa melakukan apapun yang kita mau,”
“ Saya merupakan salah satu pengurus di Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Bidang Organisasi bagian Pendataan dan Sistem untuk setiap kegiatan dan program YKPI. Saya juga salah satu survivor kanker payudara sudah kurang lebih 10 tahun. Saya hingga saat ini masih menjalani deteksi dini kanker payudara seperti mammografi karena kita tidak bisa walaupun sudah terkena tetap harus melakukan pemeriksaan ya salah satunya dengan melakukan mammografi,”
“ Saya didiagnosa kanker payudara itu di bulan Juli 2023, saya melalui kemoterapi delapan kali, dan saya sudah selesai kemoterapi. Setelah itu saya didiagnosa lagi ternyata saya ada kista yang terdeteksi bisa menjadi kanker, akhirnya ovarium dan rahim saya diangkat. Di tahun 2024, selama satu satun saya sudah tiga kali operasi, tapi semua itu harus saya lalui karena ini adalah sakit bukan aib. Ini anugrah yang mesti kita nikmatin karena segala sesuatu itu adalah takdir dari Allah. Takdir dari Allah tidak ada yang jelek, semua baik dan semua pasti ada hikmahnya,”
“ Kebetulan saya sendiri adalah pengelola Rumah Singgah YKPI, dimana disana bisa dilihat pasien-pasien yang datang untuk berobat ke Jakarta, ke RS Dharmais utamanya yang datang dari luar Jakarta. Mereka tidak punya tempat tinggal dan bisa tinggal di tempat kami, kebetulan lokasi kami tidak jauh dari RS Dharmais. Disana bisa terlihat bahwa pasien-pasien yang datang dengan stadium lanjut, rata-rata mereka 70% stadium lanjut. Sampai hari ini kami sudah menerima sekitar 200 pasien yang datang rutin bergantian untuk datang menginap dan berobat itu ternyata hampir 30-40% nya tidak tertolong. Ini karena diketahui sudah stadium lanjut. Untuk itu kami menghimbau kepada generasi muda, utamanya kepada anak-anak kita sekarang, lakukanlah SADARI, Periksa Payudara Sendiri secara rutin dan untuk wanita yang umurnya diatas 40 tahun lakukan pemeriksaan mammografi untuk mencegah terjadinya kanker payudara stadium lanjut,”
“ Bagi yang terdiagnosa kanker payudara jangan bersedih dan berkecil hati, pasti bisa sembuh dan sehat kembali. Semua bisa diatasi sedini mungkin apalagi kita kalau bisa mengikuti apa yang dokter sarankan kepada kita, diikuti dan dijalankan Insyaallah pasti bisa sembuh. Jadi harus tetap semangat, jangan langsung ngedrop pokoknya harus semangat pasti sembuh,”
“ Harapan saya supaya kita selalu rajin untuk melakukan SADARI, Periksa Payudara Sendiri agar apabila kita terdeteksi kita cepat untuk menindaklanjuti apa yang terjadi pada diri kita,”
“ Bagi teman-teman yang juga mungkin baru mengalami sakit kanker ini, tetap semangat, jangan patah semangat, siapa tau dengan kita sakit itu adalah penyebab gugurnya dosa-dosa kita. Dan yang ga kalah penting, pikiran kita juga harus happy, banyak-banyak berdoa, jaga pola hidup sehat,”
“ Saya di rumah singgah YKPI sudah satu minggu karena menunggu hasil PA (Patologi Anatomi). Karena ada rumah singgah ini alhamdulillah saya tidak perlu bolak balik karena rumah saya di luar kota, dan ini sangat membantu kami para pasien kanker payudara yang tinggal di luar kota. Terima kasih YKPI sudah bersedia menampung kami,”
“ Buat teman-teman penyintas kanker payudara, “ Enjoy Your Life “ , kita tidak tau ajal kita, itu semua rahasia Allah , alhamdulillah saya menyelesaikan semua terapi, saya kemoterapi enam kali, saya radiasi dua bulan penuh sebanyak tiga puluh dua kali , saya harus minum obat sepuluh tahun dan yang paling penting banget dari kanker ini saya mendapatkan ilmu pengetahuan baru. Buat temen-temen muslim tolong pegang surat Ali-Imran 191 bahwa tidak ada yang sia-sia yang Allah ciptakan. Sel kanker yang ada di tubuh kalian itu adalah hadiah dari Allah, ada hikmahnya, ada kebaikan didalamnya itu yang harus kalian pegang. Jangan pernah marah sama Allah tapi yakin kita akan terlahir jadi orang yang baru, yang lebih bahagia dan lebih siap menghadapi apapun di masa depan,”
"Terima kasih untuk rumah singgah YKPI, selama ini saya sudah bolak balik ke rumah singgah YKPI, karena tidak ada tempat yang nyaman lagi selain disini. Disini sudah seperti rumah sendiri, "
“ Karena saya masih punya keponakan yang harus saya tanggung, jadi saya pikir saya harus sehat dan juga saya ingin hidup dan terus berkarya. Untuk para penyintas yang masih melakukan treatment, pesan saya jangan pernah putus asa, terus semangat, terus jalani semua pengobatan sesuai yang diarahkan dokter dan yakin kalau insyaallah kita bisa melewati semuanya,”
“ Yah semua keluarga terpukul ya gitu tapi mungkin melihat sayanya saat itu tidak terlalu lama gitu merasa terpukulnya jadi mereka pun semangat, mereka benar-benar support system terbaik lah buat saya,”
“ Pada saat kemoterapi itu efek untuk saya karena memang saya memiliki HB yang rendah jadi itu sangat luar biasa. Saya setiap habis kemoterapi itu selama lima hari saya tidak bisa makan, saya tidak bisa minum, itu rasanya sangat ga karuan sampai saya tidak bisa bangun dari tempat tidur. Saat itu saya benar-benar ngedrop sampai saya harus ke rumah sakit untuk transfusi darah. Tapi alhamdulillah saya bisa melewati itu semua dan pada saat kemoterapi saya tetap bisa mengajar TPQ. Setiap kali selesai kemoterapi saya diantar suami saya ke sekolah untuk ngajar. Karena dengan mengajar membuat saya bahagia jadi saya ga kepikiran dengan penyakit saya dan saya jadi lebih semangat dalam menjalani hari-hari saya,”
“ Waktu itu ada orang yang bilang katanya penyakit ini adalah azab sedangkan saya tidak tahu azab saya apa, terus ada yang nyumpahin saya juga tapi alhamdulillah nya dibawah sumpahan orang itu saya tetap bisa bangkit, saya bisa tetap semangat. Suami juga tetap mendukung saya. Mereka itu kayaknya dibalik sakitnya saya ada yang “syukurin” gitu padahal saya juga tidak menyakiti mereka, tidak pernah bergaul dengan mereka juga tapi kenapa mereka sejahat itu kepada saya,”